Halloween party ideas 2015

IMAN YANG HAUS



Iman rupanya bisa membuat seseorang menjadi haus. Haus akan pengetahuan. Ibarat rusa di padang rumput, seseorang akan mencari dan terus mencari sumber kepuasan dahaganya. Iman dengan demikian amat dekat dengan pengetahuan. Boleh jadi, iman dan pengetahuan akan selalu berjalan bersama.

Memang, iman dan pengetahuan akan selalu berjalan bersama. Penegasan ini dicetuskan juga oleh Agustinus (354-430), Filsuf dan Teolog kondang dari Tagaste, Afrika. Agustinus mengibaratkan iman dengan ‘percaya’ dan pengetahuan dengan ‘pengertian’. Maka, kata Agustinus: Saya mengerti untuk percaya, dan saya percaya untuk mengerti. Dalam Bahasa Latin, ekspresi ini berbunyi Credo ut intelligam, intelligo ut credam. Dengan demikian—tutur Agustinus—iman dan pengetahuan akan saling melengkapi.


Karena saling lengkap, iman pun mesti diseimbangkan dengan pengetahuan. Jika tidak seimbang, keduanya akan sangat berbahaya. Bisa jadi orang akan menjadi konservatif. Atau juga, orang menjadi ekslusif, percaya buta, percaya tanpa dasar, dan sebagainya. Agustinus pun dengan tegas mengatakan hanya mereka yang mempunyai iman, bisa percaya sepenuhnya. Sebaliknya, siapa yang hanya mempunyai iman saja (tanpa pengetahuan-red), tidak akan bisa percaya sepenuhnya. Dengan kata lain, iman perlu dilengkapai dengan pengetahuan. Iman tanpa pengetahuan belum lengkap. Demikian juga, pengetahuan tanpa iman.

Iman dan pengetahuan inilah yang kami temukan dalam animasi ke-13 di Stasi Petapahan. Di sini, di dalam gedung Gereja Katolik St Thomas, iman dan pengetahuan itu dilengkapi. Diskusi dan tanya jawab adalah sarana yang digunakan untuk melengkapi kedua hal ini.


Sebelum sampai pada bagian ini, tim animasi dari Paroki St Paulus Pekanbaru, memaparkan sedikit latar belakang kegiatan animasi. Penjelasan ini akan dilengkapi cerita pengalaman panggilan saya pada babak kedua. Kedua seri ini pun dilengkapi dengan bagian ketiga berupa tanya jawab dan diskusi.

Dari berbagai pertanyaan yang muncul, bisa disimpulkan bahwa umat di Stasi ini amat haus pengetahuan. Boleh jadi terlalu sulit untuk menilai kadar iman mereka, tetapi pengetahuan iman mereka bisa diukur.  

Boleh jadi Santo Agustinus akan merasa senang dengan diskusi kami sore ini. Kami memang sedang melengkapi iman kami dengan pengetahuan. Maka, segala pertanyaan yang berkaitan dengan iman pun diajukan. Dari hal-hal sederhana sampai pada hal yang sulit.

Mulai dengan pertanyaan seputar panggilan hidup: apa perbedaan antara Imam Projo dan Imam Religius dari Kongregasi/Ordo/Serikat, apa perbedaan antara Diakon dan Imam/Pastor. Ada juga pertanyaan seputar proses menjadi Imam: apakah butuh biaya, berapa lama pendidikannya.


Dari pertanyaan intern ini, ada juga yang berkaitan dengan gereja: Apa perbedaan antara Gereja Katolik Roma dan Gereka Katolik Ortodoks, Mengapa Pastor itu mesti menjadi Misionaris sementara di Indonesia ada kekurangan pastor.

Dari sini, tampak bahwa animasi sore ini selain bisa memperkenalkan siapakah saya, juga untuk memuaskan dahaga iman kami. Terima kasih untuk umat Stasi Petapahan yang meski jumlahnya sedikit tetapi banyak mengajukan pertanyaan.

Kiranya rentetan pertanyaan ini menjadi pembuka jalan bagi diskusi selanjutnya. Dahaga iman pun dilengkapi dengan dahaga raga kami melalui santap malam. Santapan ini menjadi berahmat Karena bertepatan dengan malam takbiran bagi umat Muslim yang esok akan merayakan Idul Adha, perayaan kurban. Kami ikut berbahagia pada Perayaan Kurban ini.

BM, 1/09/2017
Gordi  





Post a Comment

Powered by Blogger.